Wednesday, December 11, 2013

Perempuan, Yang Selalu Menjadi Perhatian

Sudah lama sekali dari terakhir saya menulis di blog ini. Ketika saya istirahat di rumah karena sakit tenggorokan, saya pikir ini adalah waktu yang tepat untuk menyapa kawan lama di Facebook atau via aplikasi-aplikasi di smartphone. Dan tentu saja, menuangkan ke laman ini apa yang tidak bisa saya ucapkan.

Desember ini, saya memotong rambut saya super cepak. Suami (harus) mengizinkan. Tetapi, ketika pulang ke rumah orangtua dengan rambut "mbois" seperti ini, pastilah Mama mengkritik dengan alasan dalam agama tidak boleh berlagak atau berdandan seperti pria. Yah, padahal sudah berjuta kali juga saya kemukakan bahwa rambut super cepak sangat membantu saya merawat rambut dan serba irit. Dari shampoo, waktu pengeringan rambut, sampai tidak perlu sering-sering ke salon, kecuali memotongnya.

2013 ini, ada isu yang menggelitik saya (lagi-lagi) sebagai perempuan. Lokalisasi terkenal di Surabaya berencana akan digusur atau dibongkar. Ditiadakan. Banyak menuai pro dan kontra. Saya ada di pihak kedua. Kenapa? Pendidikan seks sehat tersasar tempatnya, tidak membuat kotor daerah lain karena ada lokalisasi, dan kita mudah menembak para pria hidung belang dengan mudah karena terlacak lokasi dimana ia sering "bermain". Itu logika sederhana. Bukan masalah agama. Karena orang boleh menghujat, menolak pelacuran, dan sebagainya. Tapi, solusinya apa? Apakah perempuan penyebabnya? Bagaimana dengan pria?
Selama masih ada kelamin, praktik terlarang ini sayangnya akan tetap ada. Kita hanya bisa mulai dari diri sendiri untuk mencegah dan melindungi diri dan orang-orang tercinta. Juga, tidak melakukan seks berisiko.

Saya jadi ingat salah satu scene favorit di film Persepolis.


Marjane remaja sedang berlari, lalu disemprit oleh polisi syariat atau semacamnyalah. Katanya, jika berlari, pinggul dan bokongnya bergerak-gerak dan mengganggu syahwat pria. Marjane pun marah dan menyuruh para pria itu untuk tidak melihat ke bokongnya. Nah!

Begitulah. Perempuan. Mengapa perlu ada Kementerian Pemberdayaan Perempuan? Tidak Pemberdayaan Pria?
Barangkali karena kita rawan. 
Ya. Rawan Terpojokkan.


Saturday, July 13, 2013

Seusai Reuni


Buka puasa kali pertama bersama teman-teman ex-workplace di minggu awal Ramadhan. Quite fun. Seperti biasa, menceritakan hal seputar pekerjaan dan kantor. Dari gosip teman-teman baru yang ajaib, turn-over perusahaan, sampai flashback kenapa resign. Ya. Rindu. Tapi, untuk kembali sepertinya tidak. Walau saya sering membandingkan bahwa di ex-workplace saya tersebut unggul dari beberapa aspek yang tidak saya temukan di dua perusahaan lain tempat saya bekerja. Yeah, klise :)

Berkecimpung di dunia recruitment dan HR mau tak mau membuat saya harus belajar (walau masih pelan-pelan) tentang people development. Hal simpel yang saya temukan adalah saya beruntung bekerja di perusahaan asing yang memiliki SOP taat (bahkan sangat taat prosedur) ketika saya baru menyandang status fresh graduate. Kita jadi memperoleh bekal akan kesiapan kita jika harus beradaptasi di lingkungan baru. Ya, karena tempaan itu tadi, mengajarkan kita bagaimana menghadapi berbagai macam tipe orang, kerjaan yang setumpuk, dan tuntutan deadline yang sangat rigid.

Nah, perempuan dan karir itu dibilang sejalan, tidak juga. Dibilang perempuan sekarang kudu mandiri, memang iya. Semuanya lagi-lagi dikembalikan ke masing-masing individu. Ketika masih single, tentu career objective saya berbeda dengan status saya kini. Sekarang, saya lebih memilih tempat bekerja yang sekiranya bisa memberikan saya balancing life, antara rumah, kantor, dan bergaul dengan teman-teman. Tapi ngomong-ngomong, saya merasa tidak nyaman jika ibu muda yang sudah berumah tangga dan memiliki anak, tapi sering mengeluhkan sesuatu di akun media sosialnya. Begitu pula, dengan ibu muda bekerja yang melakukan hal serupa. Yah, gak masalah, sih. Toh, saya cuma bisa komen saja di blog space. Hihihihi.

Have a good day, Ladies!


Thursday, May 2, 2013

Pantun Warna Warni DecorativeJI



Atun naik mobil ke Siem Reap
Nyasar sampe ke Kuba
Sekarang Jotun punya mobile app
Jadi penasaran pengen coba

Biru nuansa aplikasinya
Tak ragu klik fiturnya semua
Ada si pinguin menyapa
Pengunjung nikmati layanannya

Opening screen

Beli jip tua dari pak haji
Bayarnya nyicil dari rekening suami istri
Punya app DecorativeJI
Mau info soal interior praktis tinggal gerak jari


Homepage
Info menarik seputar artikel interior dan event



Terang bulan nyala obor

Warga gembira menyanyi sambil menari
Paling suka fitur Let's Colour
Berimajinasi dandani rumah saya dan suami



Let's Colour

Hujan rintik bunga kamboja
Terhampar sabana nan rupawan
Utak-atik asyik main warna
Belajar padu padan hunian impian

Naik becak kepepet waktu ke Kranji
Panggil ojek langganan Bang Japri
Coba jepret foto buat menu Gallery
Nanti bakalan ketagihan sendiri

Foto interior atau eksterior? Terserah anda!

Senin nonton layar tancep

Filmnya senang sedih campur aduk
Lihat desain interior cakep
Sekalian dapat info Jotun punya produk


Salah satu produk Jotun





Fengshui


Nongkrong di Bulungan jajan tape uli
Pulangnya sendiri naik taksi
Dekor hunian makin pas ada fengshui
Fengshui dari Jotun bisa tuh jadi referensi

Kue apem minumnya teh tarik
Dibungkus plastik pake karet
Ada game-nya juga asik
Grafisnya teteup... warna-warni cat




















Kepingin langsing makan kedondong
Jangan lupa tiap Rabu olahraga
Banyakin variasi warnanya, dong
Biar makin puas nge-klik coba-coba warna

Kain katun canting batik
Duduknya yang manis dan anteng
Dear, Tim Jotun yang baik,
Ke rumah saya, yuk, kita ngecat bareng :)

Jotun makin syiipp!

Monday, April 8, 2013

The Unanswerable Questions

Mengapa Tuhan menciptakan manusia penuh nafsu? Hingga akhirnya ia tenggelam dalam kemarahannya, ketidakpuasannya, ketinggihatiannya.

Mengapa Tuhan menciptakan hati manusia begitu rapuh? Yang bengkok jika diluruskan, yang patah jika dibengkokkan.

Mengapa Tuhan menciptakan masa depan manusia penuh rahasia? Bisa saja membuat manusia tersesat, padahal ia sedang mencari benarnya arah.

Dan, mengapa Tuhan menciptakan air yang bisa menetes keluar mata?
Padahal menangis itu hanya membuat lelah. Sementara, manusia tetap tak punya apa-apa.

Sunday, April 7, 2013

Madre The Movie: Smells Like Vintage Spirit

Akhir Maret lalu, saya menonton film Madre bersama suami. Film yang diambil dari cerita novel karya Dee ini menjadi pilihan karena kata Mase, setting-nya bagus. Saya pun manut saja, tak ada beban karena saya juga belum pernah membaca novel tersebut. Malah, (teganya) expectation saya rendah mengingat film Perahu Kertas yang dinilai 'garing' dari review Leila S. Chudori-nya Tempo dan Herita Endriana (Chudorinya Koran Sindo, ehehehehe...).

Tapi, ternyata lokasi setting sebagian besar diambil di Braga (one of my fave spots in Bandung). Ulalala.... dan art-nya keren sekali! Sayang, saya melewati siapa Art Director saat pemunculan credit title. Rasanya kepingin punya rumah kuno seperti itu, dengan atap yang tinggi, cat putih, dan gelas berukuran besar seperti dulu dimiliki eyang-eyang.


Karena saya hanya penonton film, saya hanya menikmati apa yang saya suka. Subyektif banget ya :) Sebagian besar art setting-nya dan wardrobe. Busana pemain itu penting! Memperkuat karakter atau malah mengaburkannya. Menurut saya, busana yang dikenakan Laura alias Meilani di film Madre sangat cantik. Sangat pas sebagai selera busana dari karakter Meilani yang classy, simpel, feminin, effortless. Dominasi warna pastel menjadi benang merah dari style-nya Meilani. Saya hanya mendapatkan dokumentasi-dokumentasi ini dari google, jadi tidak terlalu banyak untuk memamerkan apa yang saya maksud.




T-shirt yang dikenakan Vino juga keren kok. Efek lusuh bersablon nama-nama band menguatkan karakternya yang cuek tapi sentimentil sebagai Tansen. Meski film ini film drama ringan yang berdurasi hampir dua jam, tapi ada diatas ekspektasi saya. Ya, karena setting dan wardrobe-nya yang memanjakan mata saya.

Duh, duh...jadi pengen ke Braga lagi. Foto-foto gedung tua disana, art-deco favorit saya. Soal nama Tan de Bakker yang menjadi merek dagang toko roti di cerita ini, jadi ingat Tan Ek Tjoan. Sama-sama berawalan Tan, toko roti yang jadul, dan berlokasi di daerah historical. Yang satu di Braga - Bandung, yang satunya di Cikini - Jakarta.

Oh ya, satu yang bikin ilfil dengan Madre the Movie. Lagu soundtrack-nya. Salah satunya dinyanyikan Afgan. Kesannya maksaaaaa banget. Seharusnya OST. Madre itu dinyanyikan oleh Payung Teduh. Apalagi yang judulnya 'Angin Pujaan Hujan'. Pastinya akan tambah melengkapi spirit vintage dari mood latar film ini.
Kalau sudah dengar lagu dan menonton Madre, Anda setuju dengan pendapat saya, 'kan? :)

*Gara-gara nonton film ini juga, suami saya yang penggemar roti mendadak homesick berat kepingin roti kepuh. Roti yang berasal dari Desa Kepuh, Wonogiri, kampung halamannya. Bingung saya carinya dimana di Jakarta...


Sunday, March 3, 2013

Quarter Life of Century

Usia saya 26 tahun! Dengan suami yang luar biasa, bekerja di bidang yang baru, segera menempati rumah sendiri, sedang menyelesaikan tesis, keluarga yang masih lengkap, dan.... ternyata nikmat Tuhan itu sungguh tak bisa dihitung saking banyaknya! Astagfirullah... Nikmat Alloh mana yang saya dustakan?

Lantas, apa "REPELITA" saya? Repelita itu Rencana Pengembangan Diri Lima Tahun (hehehe..maksa). Terus terang, impian saya yang ada di depan mata saja. Kalau ketinggian, takut mati karena iri. Tak mau membandingkan dengan langit yang lebih tinggi, takut jadi kufur, tak mau bersyukur. Padahal, sebagai manusia kita hanya saling melihat. Lihat teman yang sudah punya anak, bahagia kelihatannya. Tahu teman naik jabatan, sukses namanya. Tapi, sebenarnya kita sadar, hidup pasti ada tidak sempurnanya. Kita pun setidaknya ada lebihnya. Apa alasan untuk tidak bersyukur?

Yang jelas, sekarang saya makin senang membaca artikel keuangan, bagaimana cara mengatur keuangan rumah tangga yang efektif, bagaimana menabung dengan hasil maksimal yang logis, bagaimana berinvestasi melalui produk keuangan yang sesuai kemampuan keluarga.Menjadi tambah kaya, itu bonus. Tapi yang lebih penting, bagaimana kita memanfaatkan rejeki yang datang untuk merasakan hidup yang berkecukupan, agar bisa terus beribadah di jalan-Nya. 

Dan saya belajar ini semua dengan melihat dan mendengar orang-orang di sekeliling saya. 

Beautiful cupcakes from my beautiful boss ^^



Wednesday, January 16, 2013

It is My January!

Place: Family Room
Mood: Normal (but got migraine in my head)
Song: Sugar We're Going Down by Fall Out Boy

Januariku! January, please be nice to me.... Yaah, begitulah status maupun tuit yang jamak jika menjelang ganti bulan. Apalagi, Januari itu tidak sekedar hanya ganti bulan, tapi ganti tahun dari Desember! Bulan ini juga bulan kelahiran saya, jadi harap dimaklumi jika saya sangat "norak" terhadap si Januari.

Sebenarnya, saya tidak mau menulis suatu hal khusus atau apa. Karena saat ini saya sedang terserang migrain yang naik-turun kadar nyerinya dari semalam. Terpaksa saya cuti sehari kantor. 

.................

Hup, do you realize that? I mentioned "kantor".  

.................

Ya, ya, sekarang saya sudah kembali bekerja sejak 17 Desember lalu (hey, berarti besok sebulan saya bekerja). Keputusan yang saya pikir terbaik untuk diri saya sendiri dan keluarga (baca: suami). Kantor tempat saya bekerja berlokasi di Bintaro Sektor 5. Jauh ya? Kalau dari Cibubur sih, memang jauh banget. Tapi, kalau dari Cempaka Putih, saya hanya perlu waktu sekitar 90 menit untuk sampai lokasi menggunakan KRL atau kereta api. Saya dan suami sudah mempertimbangkan tempat saya bekerja ini versus lokasi rumah masa depan kami yang berada di perbatasan Ciputat - Bintaro. I am so excited to this new area. But i can not tell you what my job is until i am entitled :)

Something touched my heart when i told my hubby that i was recruited. I knew from his eyes, he was so glad i could back to work again. Deep inside his heart, he is really want me to be as a working-wife. He prefer it than see me as a-stay-at-home wife since we have not a kid yet. Me, being a graduate student is not enough for him. Well, anyway, when i wear business attire and give him ready-to-go-kisses on the bed, i know he likes it. A lot. Now i know, marriage is about sacrifice, sacrifice that you will eager to do in getting your spouse's biggest smile and bright eyes. His happiness.

2013 is gonna be my tough year ahead. Craving for my master degree, moving into new house, supporting my spouse in developing his new t-shirt project, and... taking seriously to have a baby. But, i am curious.


Well, happy new year, everyone! Be healthy!