Saturday, December 25, 2010

Pagi-pagi Buta Main ke Imigrasi #CuapCuap 2

Di #CuapCuap 1, persiapan dokumen sangat penting karena menjadi permasalahan utama yang menentukan lolos atau tidaknya kita ke tahap selanjutnya.

Di #CuapCuap 2 ini, saatnya untuk pergi ke Kanim. Kalau saya yang berdomisili di Jakarta Pusat, saya memilih di Kanim Kemayoran, Jl. Merpati no.2. Walau sebenarnya di Kanim mana saja kita bisa asal di pilihan aplikasi online, kita tentukan dulu Kanim yang kita mau.


10 Desember 2010

Saya sampai di sana jam 09.15 dan ruang loket sudah penuh bak pasar. Khawatir saya tanya ke salah satu petugas tentang tahapan bagi pemohon paspor via online. Ebuset! Kita masih harus beli map warna kuning muda (Rp. 7.500) yang isinya formulir pengisian biodata di loket fotokopi.. Karena kita sudah isi via online, kita tidak perlu menulis lagi di kertas tersebut. Kita tinggal melampirkan fotokopian semua dokumen yang kita scan.

Dengan langkah percaya diri saya menuju ke loket 3 yang kata petugasnya tempat untuk pemohon paspor via online. Ealah, ternyata sudah tutup, alias map berkas permohonannya sudah dibatasi sampai 30 map saja. Saya dipersilakan untuk datang besok pagi lagi.

"Pak, kalau begitu apa gunanya, ya, saya sudah isi online?"

Dan bapak petugas itu pun tetap diam saja.

Sebel.


23 Desember 2010

Saya tiba di sana jam 07.25 WIB yang menurut saya masih pagi buta karena saya bahkan jarang sampai di kantor jam segitu. Pelamar paspor belum bisa masuk. Tapi, ada petugas Imigrasi yang menjadi tumpahan segala pertanyaan, termasuk saya, yang menanyakan apakah permohonan online sudah bisa ambil nomor atau belum.

Ternyata, ada satu orang yang datang paling pagi yang menjadi koordinator pengumpulan berkas-berkas. Ternyata baru sekitar 5 orang yang mengumpulkan berkas permohonan online. Jadi, saya optimis saya pasti dapat.

Sembari ngobrol dengan sesama pemohon paspor, saya dikasih tahu ternyata kita harus beli lagi surat pernyataan satu halaman yang menerangkan bahwa kita belum memiliki paspor (Rp. 7.500 -sudah tertempel materai 6.000) atau mau memperpanjang paspor. Juga fotokopi KTP yang di-copy di kertas A4 dan jangan dipotong kecil seukuran KTP. Biar saja seukuran A4 itu. Oh yes..

Kantor dibuka jam 8 kurang dan diatur sama petugasnya. Ikuti saja perintahnya. Saya tunggu satu jam, akhirnya pemohon paspor via online baru dapat giliran antrian (sebelumnya, di loket 2 dan 3 juga dipakai untuk urusan pembayaran dan antrian yang mau foto). Nama saya saya dipanggil jam 09.35. Duuhh, deg-degan!

Di loket 2 itu dokumen2 asli diperiksa dan petugasnya biasanya tanya, mau pergi kemana. Oke, selama kurang dari 15 menit, saya dikasih kertas berisi tanda terima yang berisi kapan saya harus kembali lagi ke Kanim untuk pembayaran, foto, dan wawancara.

Jadi, "bekal yang harus dibawa" adalah:

1. Siap bangun pagi (bagi saya, keluar rumah pagi-pagi itu rasanya agak berat)
2. Pastikan di kantong ada uang receh.
3. Setelah sarapan, minum obat vitamin sabar dosis tinggi
4. Sesampai di Kanim, tanya2 dengan sesama pemohon paspor. Mereka dengan senang hati memberi petunjuk apa yang harus kita lakukan selama di Kanim tersebut. *senasib ceritanya...*
5. Pasang muka tebal saat harus sampai di kantor karena kesiangan.

Saya harus datang lagi tanggal 29 Des nanti, nih. Hari ini semuanya berjalan lancar. Dan saya pun melenggang keluar jam 09.50 WIB. Alhamdulillah....

Note: Kanim Jakpus di Kemayoran memang agak terpencil tempatnya dan berada di area perumahan. Dari depan Pasar Cempaka Putih, naik mikrolet 53 P.Gadung - Kota yang ke arah Kemayoran. Stop di Jalan Industri.  Terus jalan kaki ke Jl. Merpati sekitar 300 meter.

Atau berhenti di bawah fly over Galur, naik yang ke arah Bandar Kemayoran - Jl. Benyamin Suaeb (metro mini 24, tapi tidak sampai Jl. Industri). Dari situ ada banyak ojek, bajaj, atau taxi.


No comments:

Post a Comment