Friday, December 24, 2010

Pagi Buta Main-main ke Imigrasi -Siapkan Dokumen Kependudukan#CuapCuap 1



Selama sebulan ini, urusan pribadi yang saya targetkan adalah membuat paspor! Bukan, bukan. Saya belum melamar menjadi TKI (kenapa TKI konotasinya selalu "budak" ya?), tapi saya percaya pada masa depan yang baik dan tahi lalat di jempol kaki kanan saya yang akan membawa saya melanglang buana (masih ingat dengan Vena Annisa? Penyiar top Radio Prambors itu juga punya tahi lalat di kakinya dan dia memang hobi jalan2 juga *ngasal*). Tapi, cita-cita luhur saya tetap Keliling Indonesia, kok. The dangerously beautiful country.

Kenapa saya selalu tergelitik untuk mencicipi segala macam bentuk urusan tetek bengek kependudukan dan data identitas diri akhir-akhir ini? Entahlah. Saya penasaran. Sekaligus biar bisa langsung damprat petugas-petugas yang "tunduk" banget sama falsafah: Kalo bisa dipersulit, kenapa harus dipermudah?


Bagi yang pertama kali ke Kantor Imigrasi/Kanim (dimanapun!) tiba jam 10 pagi atau saat jam makan siang, SALAH BESAR! Kita harus datang setidaknya pukul 5 pagi agar dapat nomor antrian yang lebih cepat. Gile kagak tuh???? Apalagi buat yang daftar manual. Jadi, begitu saya dapat info dari internet kalau pembuatan paspor bisa via online, saya langsung semangat browsing dan akan saya bagikan pengalaman ini untuk Anda semua, rekan sebangsa setanah air. Hal yang harus saya informasikan pada Anda adalah: Jangan harap dengan sistem online urusan pembuatan paspor Anda akan lebih mudah. Hmmm, hanya AGAK mudah tapi tetap saja negara ini masing menganut sistem manual.

1. Tanya ke bagian layanan masyarakat via telepon (semacam customer service) seputar pelayanan paspor online ini. Syukur-syukur dapat petugas yang interaktif dan komunikatif. Saya sendiri mendapat informasi berharga supaya tidak perlu capek-capek ngantri di Kanim di Jakarta: apply saja di Kanim Sukabumi. Ha-ha-hah!

2. Sambangi www.imigrasi.go.id. Cari kanal website: Layanan Permohonan Paspor Online. http://ipass.imigrasi.go.id:8080/xpasinet/

3. Pilih: Pra Permohonan (bagi kita yang baru mau buat paspor)

4. Isi langkah-langkah pengisian sesuai petunjuk. Jangan lupa. Pilih Kanim mana yang akan Anda datangi. Kalau saya, Kanim Kemayoran-Jakarta Pusat karena saya berdomisili di Jakarta Pusat. Sebenarnya tak sesuai dengan domisili kita tak apa2, kok. Awalnya saya pernah mau ke Imigrasi Jaksel di Buncit (saat ini lagi direnovasi dan lokasi sementara di TB Simatupang), tapi pueennuuuhh buanget!

5. Sampai di bagian paling ribet adalah: kita harus siapkan soft copy dokumen2 yang sizenya tidak lebih dari 300 KB per dokumen dengan tipe file jpg mode grayscale. Tenang...kalau saya caranya seperti ini:
a. Fotokopi dokumen2 ini: KTP, KK, Ijazah, Surat Rekomendasi Kantor/Surat Keterangan dari RT/RW bila ibu rumah tangga atau wiraswasta/Surat Keterangan dari Sekolah/Kampus, Akte Kelahiran.

b. Scan tiap dokumen.

c. Ketika sudah disimpan di-drive komputer, edit soft copy masing2 dokumen di photoshop dan atur dengan tipe grayscale (jangan RGB), lalu cek file size-nya berapa. Kalau melebihi 300 KB, segera resize.

c. Tahap upload dokumen ini memang agak susah. Pastikan koneksi internet kita lancar. Ulang-ulang terus jangan menyerah kala gagal mengunggah dokumen2 tersebut.

6. Begitu selesai upload dokumen, kita langsung print tanda terima (soft copy-nya tipe file .pdf & ada kode bar di sebelah kanan) untuk dibawa beserta dokumen2 asli yang kita unggah saat kita tiba di Kanim pagi-pagi buta!

Ketika kita sampai di Kanim pun, urusan belum selesai. Ada banyak pembelajaran yang saya dapat sejauh ini demi MENJADI WARGA YANG TAAT BIROKRASI. Akan saya bagikan di #CuapCuap 2 saja, ya. Kita juga harus bawa beberapa pembekalan biar siap tempur, oke?

Selamat menyiapkan dokumen!


*Apakah kita mau Indonesia merdeka yang kaum kapitalisnya merajalela, ataukah yang semua rakyatnya sejahtera, yang semua orang cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa dipangku oleh Ibu Pertiwi yang cukup memberi sandang pangan kepadanya?
-Sumber: Soekarno, Pidato di BPUPKI, 1 Juni 1945



No comments:

Post a Comment