Saturday, December 29, 2007

KAMPUS MERAH PUTIH: BENCI TAPI CINTA

Apa yang anda lakukan setiap pagi kalau anda baru beraktivitas di siang hari? Kalau saya minum segelas air putih, menonton infotainment (senang lihat yang cakep-cakep, gregetan lihat betapa retoris dan diplomatisnya seleb menjawab pertanyaan), masih leha-leha di sofa sambil sarapan sereal, sampai akhirnya jarum jam menusuk-nusuk bokong saya agar lekas mandi lalu pergi beraktivitas.

Tapi, berhubung empat bulan ini saya harus off tiba-tiba dari seluruh kegiatan sehari-hari saya, jadi belakangan ini tidur saya tambah larut dan bangun tidur saya tambah siang setelah sembahyang sampai saya tidak pernah lagi mendengar suara penjual bubur berteriak di pagi buta. Emptiness syndrome (sindrom ruang kosong) dan berbagai sindrom-sindrom psikis lain yang harus saya nikmati tiap malam membuat pikiran saya sering kemana-mana. Sampai akhirnya, timbul kata-kata umpatan dan betapa payahnya kenyataan lalu saya sadar mungkin itu adalah bagian dari godaan syaitan yang membuat saya tidak mensyukuri nikmat hidup. Namun, satu hal ini, bukan karena godaan syaitan. Karena ini adalah salah satu introspeksi diri dan sok mengkritik keadaan lingkungan saya.

Adakah kampus yang ideal?
Ya. Adakah kampus yang ideal? Maaf. Ini hanya versi saya. Ketika kita bisa menikmati waktu kuliah dan merasakan sibuknya tugas-tugas laknat tapi (padahal) bisa memperkaya wawasan kita, dan MEMBAYAR MAHAL UNTUK PENDIDIKAN, tentu kita berharap lebih pada institusi pendidikan tempat kita menuntut nilai (HA! Yang penting lulus dapat nilai bagus katanya). Sekali lagi, saya hanya sok mengkritik karena terjebak dalam hegemoni petinggi yang sok benar 100%.

Versi ideal MENURUT SAYA:
  1. Dosen yang capable, credible, dan “bel-bel” lainnya. Kreatif, inovatif, kooperatif (tidak apa-apa tegas dan super disiplin tapi harus fair dan tidak egois)
  2. Saat keluar kelas dan pada jam istirahat, tak apa tidak punya kantin, tapi memang seharusnya ada kantin dengan makanan “bersih” dan tidak mahal (walau mahal itu relatif)
  3. Toilet yang ada tiga wastafel, kloset jongkok, pisah untuk laki dan perempuan, kaca, air kran, bersih pastinya!
  4. Buku di perpustakaan juga harus lengkap banget, pakai sistem komputer (disertai kartu yang ada foto kita dan PIN), dan pustakawan yang ramah tapi tegas. Oya, ada internet GRATIS dan ruang AC tentu
  5. Kalau ujian, pakai kartu yang ada foto pesertanya. Tidak perlu pakai sistem komputer segala. Manual tapi “jujur” tak apa.
  6. Komputernya Pentium 4, gigabyte yang besar, bisa on-line, ada daftar nilai dan sistem pembayaran kuliah yang bisa kita akses lewat internet dan ATM
  7. Laboratorium memang harus lengkap dan harus dimanfaatkan
  8. Ruang kelas AC? Jelas!
  9. Ikatan alumni yang solid
  10. TERAKHIR TAPI PENTING! Diperbolehkan cuti hamil & melahirkan, menerima izin untuk mengikuti seminar & workshop yang relevan di luar kampus (jadi absen masuk kelas tak membebani), dan kemudahan bagi mahasiswa yang tidak bisa kuliah dalam jangka waktu tertentu (karena sibuk kerja atau masih sakit dan harus dirawat). Jadi, mereka-mereka itu tidak menjadi mahasiswa marjinal. Mereka masih bisa mengikuti kuliah on-line via internet, mengumpulkan tugas via internet, dan berdiskusi dengan dosen juga via internet. Tidak ketinggalan pelajaran dong, pastinya walau tidak masuk kelas karena alasan yang rasional.
  11. BEASISWA DIMUDAHKAN BIROKRASINYA UNTUK MAHASISWA YANG TIDAK MAMPU SECARA FINANSIAL
  12. Semester pendek bisa untuk memperbaiki nilai dan atau mencuri waktu untuk beberapa mata kuliah di semester selanjutnya
  13. Birokrasi jelas tapi tidak menindas!

Tak usahlah ada parkir mobil. Kendaraan pribadi cuma bisa bikin macet dan polusi. Yang penting ada aula besar buat acara2 kampus seperti konser dan seminar ;)

Itulah top 13 kampus ideal nan simpel versi si penulis. Hmm.., mungkin nanti saya bisa jadi rektor ya biar tidak omong doang! Easier said than done. Tapi, yang paling esensial dan substansial adalah niat dan tekun dari mahasiswa itu sendiri dalam menjalani kuliah. Kuliah sekalipun di universitas unggulan, kalau orang itu malas-malasan, ya sami mawon!

Tapi, yang paling saya sesali adalah saya tidak bisa berbuat apa-apa untuk teman-teman saya yang terpaksa tidak kuliah karena biaya padahal semangat untuk jadi sarjana masih ada (gelar masih menjadi momok dalam keluarga tertentu & untuk melamar kerja). Siapapun WNI berhak mendapat pengajaran dan pendidikan, YA KAN??? Satu pertanyaan yang selalu ada di kepala: ada apa dengan republik kita?

-Orang kalut yang hanya bisa menulis kegundahan hatinya

Friday, December 21, 2007

Wayang Orang Bharata di Senen




MALAM YANG MENGEJUTKAN

24 November 2k7, 11 pm, sendirian, bingung, crowded!

Saat gue lagi berjuang memotret pertunjukan wayang orang Bharata di Senen, ternyata beda tujuh toko dari gedung pertunjukan ada kebakaran. Walhasil, setengah jam show mau selesai udah mati lampu dan gak maksimal dapat foto yang cihuy!

Yang bikin ngenes, gw sendirian (walau bareng 5 org anak kampus tp tetep aja gw lenggang sendiri) dan sahabat yang gw harap bisa gw andalkan gak bisa dihubungi handphone-nya. Ya Allah, gw sedikit jiper juga! Gw ingat nyawa gw dan kamera poket yang gw bawa karena aura terminal senen jam sebelas malam tuh gimanaaaa gitu walau gw sering lewat situ juga tengah malam.

Tapi, jiwa pemberani gw timbul (hihihi). Gw jepret2 aja sebisa gw dan hasilnya...yaa ahncur hehehe. Alhamdulillah, gw sampai rumah dengan selamat naik taksi. Hahahh..tapi hari itu gw sangat shock. Dari pagi udah liputan ke Ciledug (bo, gw keluar rumah dari jam 7 pagi, luar biasa!), jalan kaki mpe gempor ma teman magang gw, sampai akhirnya hari sabtu gw ditutup dengan kejadian seru (kalau ga mau dibilang shocking!). Hohoho..wonder woman kan gw?? ;p

(foto2nya liat di album bagian atas aja yaps..)

rabu kelabu di malam takbiran biru

 

Date     : Dec 19 2K7

Place    : My bedroom

Time     : 11.12 pm

Mood   : Sick, suck, what else?

Song    : Maria by Blondie

 

If I could tell someone about my day that makes me feel: i-am-the-poor-one. But in fact, I’m only in PMS which is everything seems so suck today.

  1. Saya mengawali hari dengan tanpa gairah. Pilih baju yang mau dipakai hari ini saja bingung
  2. Siangnya, saya jatuh dari motor saat boncengan dengan teman mau ke Kemang. Lantaran kecelakaan kecil itu (keserempet motor SAJA! Pengemudi brengsek yang nabrak itu? Ya.., langsung kaburlah!), batal dapat buku, makan, dan nonton film documenter gratis. Pulang membawa dua luka dan dua memar. Alhamdulillah, we’re OK anyway.
  3. Perpus di kampus sampah. Buku kurang lengkap, fasilitas komputer minim, no hotspot, no Xerox, haahhh..capek deeehh. Dikorup tuh duit gue dan teman2 gue!
  4. Sepertinya semua orang Jakarta norak mau pulang naik busway malam ini. Halte transit busway semua penuh BANGET! Bercampur dengan supporter tim Indonesia versus durmont belanda. Bah! Tak perlu nonton berita, paling juga Indonesia kalah…
  5. Akhirnya, saya memutuskan dari Harmoni balik lagi ke Sarinah (Thamrin-Sudirman dipastikan macet)
  6. Niatnya dari Sarinah mau naik taksi sampai rumah. Ternyata susah dapat taksi kosong. Terpaksa jalan sampai Tony Roma’s Agus Salim. Lumayan bikin garing nunggu satu jam di pinggir jalan jaksa (dan pupil mata gw tergenang sedikit air mata yang siap membuncah)
  7. Mau sih minta tolong sama siapaaa gitu minta jemput. Tapi saya ‘kan wonder woman. Saya tidak butuh bantuan siapapun karena saya kuat (wiueeuuuww.. sounds cynical, huh??).
  8. Tapi, lama2 saya frustasi. Balik lagi jalan kaki sampai gedung PBB thamrin, dan menyetop mobil kalong. Lumayanlah irit ongkos taksi. Jakarta busuk!!!
  9. SMS diterima. My Beloved Mom. Message: Jangan suka pulang malam, kalau habis kuliah langsung pulang, dilihat orang perempuan pulang malam-malam sendirian kurang bagus. HELLOOO??? Sekalipun Presiden melarang saya pulang malam, saya tidak peduli.
  10. Saya menginjak kotoran kucing. Sangat tepat diasosiasikan hari ini dengan tai.
  11. Kadang, saya ingin sinis terhadap Tuhan….tapi saya tidak bisa. Saya ingin cintaNya!!!