Saturday, August 6, 2016

Keriuhan Dunia Maya: Ibu Bekerja dan Ibu Rumah Tangga

My first post in 2016!!!!

Semakin tua, semakin malas membaca buku, semakin malas menulis, semakin malas mencoba hal baru. Tidaaakkk!!! Padahal di era sekarang ini, makin banyak platform media sosial yang memfasilitasi saya untuk makin eksis. Ya, gak sih?

Disela-sela kesibukan bekerja, ada hal yang mengganggu lagi pikiran saya. Mengingat hidup saya seputar rumah, kantor, dan mal :-)) jadi hiburan saya yang lain adalah memantau Facebook, Instagram, dan Path. Sempat dalam suatu waktu, isu di linimasa Facebook atau di media sosial yang lain "memperdebatkan" Ibu Rumah Tangga versus Ibu Bekerja. Ataaauuu... di saat teman-teman saya sudah mulai memasuki hidup baru, bekerja, menikah, hamil, dan memutuskan untuk menjadi Stay-At-Home-Mom sembari melakukan part-time job yang tidak mengganggu kesibukannya mengurus anak dan suami.

Sebenarnya, saya menulis hal ini di blog berarti saya juga ikut dalam keriuhan penting gak penting itu. Tapi, tahukah Ibu-ibu diluar sana, bahwa dalam setiap hati Ibu Bekerja, mereka pasti adakalanya ingin hanya mendedikasikan hidupnya untuk keluarga yang setiap hari bisa menyambut anak mereka pulang sekolah. Demikian pula dengan para Ibu Rumah Tangga. Mereka juga butuh aktualisasi diri di luar rumah dan tak jarang diam-diam ingin bekerja di luar rumah.

Tapi, yang menjadi riuh adalah ketika ketidakpuasan mereka masing-masing ditumpahkan di media sosial. Yang jadi adalah terbagi dua kubu. Ya itu, Ibu Bekerja dan Ibu Rumah Tangga. Para Ibu Rumah Tangga mem-posting status atau foto yang menceritakan betapa mulianya menjadi Ibu dan Istri yang tidak menyia-nyiakan keluarga, tapi memiliki bisnis sampingan yang bisa dilakukan di rumah. Sisi lain, Ibu Bekerja dengan segala kemandiriannya membagi pengalaman bagaimana mereka juga berjuang kaki-di-kepala-kepala-di-kaki mengurus rumah sekaligus mengonsentrasikan pikiran dan tenaga di tempat kerja.

Dan, saya? Saya tidak tahu karena saya belum menjadi Ibu. Hahahaha.

Nah, keadaan diatas adalah satu dari sekian banyak keriuhan di media sosial yang menunjukkan bahwa kita masih belum dewasa menggunakannya. Mengunggah data-data pribadi, misalnya data lokasi rumah kita, sekolah, kantor, foto-foto anak, dan lainnya secara berlebihan, tentunya mengundang orang yang tidak bertanggung jawab melakukan hal-hal ngeri *knock-knock-on-wood* karena mereka jadi tahu hidup kita via dunia maya.

Apalagi curhat suami-istri di media sosial!!!

Over-shared, 'kan?

Atau dengan mudahnya orang-orang (baca: Indonesia) menghakimi satu sama lain hanya dengan apa yang mereka lihat dan baca di media sosial. What you see is not what you get, baby. Saya mencoba untuk pintar-pintar mengontrol diri berpikir dua kali sebelum mengunggah sesuatu. Apalagi, sekarang media sosial menjadi salah satu 'tempat' untuk mengecek calon karyawan. Gak mau 'kan kita ada masalah sama pekerjaan gara-gara kita terlalu buka-bukaan?

Udah. Segitu aja curhatnya. Mau nonton Devious Maids Season 4, dulu. Be happy as you are. But, you must know Google remembers all you posted.