Wednesday, October 15, 2008

Penting Itu Relatif

Bagi Anda sesuatu kurang penting, bagi saya justru bisa menjadi penting. Makanya judul yang tepat untuk tulisan saya saat ini.

Saya pernah baca di kaus salah seorang gadis bule di Museum Nasional.
"My friends will become nothing,
 My foes will become nothing,
 Me, will become nothing
 And then, all will become nothing" -Dalai Lama

Kurang lebih begitu inti pesan dari tulisan grafis di kaus gadis berambut kuncir kuda yang sedang berdiri di depan saya.

Ah. Nihilisme? Hmm..entah saya belum tahu. Ketika saya menulis ini, saya belum mengecek lebih jauh 'aliran' Dalai Lama dan Dalai Lama yang mana. Tapi, bisa jadi mengupas tentang kedamaian. Iyalah, manusia sudah sampai pada tahap 'advanced' jika dia bisa menerima semua dengan sangat ikhlas dan legowo. Apapun!

Yaa..karena semuanya ada awal. Dan awal itu, kita yang hanya manusia, akan selesai. Sekarang saya tak ingin bermetafora. Sekarang saya malas bersuperlatif ria. Ketika saya sedih, kamu tak perlu tahu seberapa deras air mata saya. Ketika saya bahagia, kamu tidak usah repot ikut tertawa bersama saya.

Seperti hari ini.

Saya datang memberi senyum kepada teman-teman yang jadi wisudawan.

Hahaha. Terkesan tidak ikhlas ya saya memberi mereka ucapan selamat?

Saya hanya sedih. Bukan iri. Denotasi 'sedih'. Seharusnya hari ini saya juga sama seperti mereka . Bersama mama papa tentunya.

Lucu.

Kenyataan mendesak masuk dan saya harus terima apa yang ada sekarang.

Jadi, kenapa saya harus sedih terus? Cengeng! Semua 'kan akan ada waktunya.

Saya memang berkali-kali ditegur Tuhan karena sombong. Semoga 1429 H / 2008 dan seterusnya saya bisa menjadi perempuan sederhana. Kalau bisa, plus mengenyangkan batin orang.

Satu kata buat kamu, Adel: Cengeng!