Tuesday, September 9, 2008

JOB HUNTER ERA SATU ABAD LAMPAU

Dikutip dari milis sahabatmuseum@yahoogroups.com.

Membayangkan saya hidup sekitar 100 tahun yg lalu sebagai pencari kerja dan membaca pengumuman yang seperti ini:

PENGOEMOEMAN !!!
DAG INLANDER,... ..HAJOO URANG MELAJOE,...KOWE MAHU KERDJA???
GOVERNEMENT NEDERLANDSCH INDIE PERLU KOWE OENTOEK DJADI BOEDAK
ATAOE TJENTENK DI PERKEBOENAN- PERKEBOENAN ONDERNEMING KEPOENJAAN

GOVERNEMENT NEDERLANDSCH INDIE DJIKA KOWE POENYA SJARAT DAN NJALI BERIKOET:

1. Kowe poenja tangan koeat dan beroerat
2. Kowe poenja njali gede
3. Kowe poenja moeka kasar
4. Kowe poenja tinggal di wilajah Nederlandsch Indie
5. Kowe boekan kerabat dekat pemberontak- pemberontak ataoepoen maling ataoepoen mereka jang soedah diberantas liwat actie politioneel.
6. Kowe beloem djadi boedak nederlander ataoepoen ondernemer ataoe toean tanah ataoe baron eropah.
7. Kowe maoe bekerdja radjin dan netjes.

KOWE INLANDER PERLOE DATANG KE RAWA SENAJAN DISANA KOWE HAROES DIPILIH LIWAT DJOERI-DJOERI JANG BERTOEGAS :

1. Keliling rawa Senajan 3 kali
2. Angkat badan liwat 30 kali
3. Angkat peroet liwat 30 kali

Kowe mesti ketemoe Mevrouw Shanti, Meneer Tomo en Meneer Atmadjaja
Kowe nanti akan didjadikan tjentenk oentoek di Toba, Buleleng, Borneo, Tanamera, Batam, Soerabaja,Batavia en Riaoeeiland.
Governement Nederlandsch Indie memberi oepah :

1. Makan 3 kali perhari dengan beras poetih dari Bangil
2. Istirahat siang 1 uur.
3.Oepah dipotong padjak Governement 40 percent oentoek wang djago. Haastig kalaoe kowe mahoe..

Pertanggal 31 Maart 1889 Niet Laat te Zijn Hoor.. Batavia 1889 Onder de naam van Nederlandsch Indie Governor Generaal H.M.S Van den Bergh S.J.J de Gooij

( Iklan ini benar-benar asli kutipan dari koran bertahun

1889 diambil di perpustakaan nasional )



The Pony-Mad Princess 3:Teka-Teki Untuk Putri Ellie


Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Childrens Books
Author:Diana Kimpton
Penerbit : PT Primamedia Pustaka Kelompok Gramedia Majalah
Tahun terbit : Desember 2005
Tebal : 96 halaman

Tak sengaja saya menemukan buku mungil ini ditumpukan majalah bekas di salah satu kios terminal Senen. Warna sampulnya sangat ‘princessa’; pink dan kuning. Judulnya juga lucu yang bisa menggugah rasa ingin tahu pembaca dari segmen anak-anak. Ketika saya membuka-buka halaman buku ini, font-nya juga nyaman dimata. Plus ilustrasi sketsa gambar-gambar yang cute tentang karakter tokohnya. Saya langsung tawar dan dapat potongan harga sekitar 80% dari harga asli buku ini. Untuk keponakan saya? Hahaha. Bukan! Saya beli untuk saya sendiri.

Sayang, saya hanya dapat salah satu edisi dari keempat edisi serial Putri Ellie. Putri yang memiliki sifat sedikit bebal ini tergila-gila dengan kuda poni. Walau Raja dan Ratu sempat melarang Ellie (sang putri lebih suka dipanggil begini daripada Aurelia) karena tentu saja akan membuat putri tampak kotor dan bau. Soalnya, Ellie lebih memilih menunggang kuda poni dan membersihkan kandang kuda daripada menemani tamu kerajaan.

Putri Ellie sangat mencintai keempat kuda poninya. Ketika ia berkeliling hutan bersama sahabatnya, Katie, cucu juru masak kerajaan, kuda poni yang ditunggangi Ellie menolak untuk masuk lebih jauh ke dalam hutan. Apa Rainbow, kuda Putri Ellie, melihat hantu? Mereka pun merasakan sesuatu yang aneh ketika berada di hutan yang dingin. Tapi, Ellie malah makin penasaran dan berniat memecahkan teka-teki ini. Kira-kira benar ada hantu enggak, ya?

Apa yang membuat saya memberi empat bintang untuk novel anak-anak ini?
1. Putri Ellie sangat pemberani dan rendah hati. Ia tidak risih bersahabat
dengan cucu juru masak kerajaan.
2. Pecinta binatang.
3. Walau orangnya cuek, Putri Ellie tahu ia harus sopan ketika menemani
tamu kerajaan yang awalnya tidak ia sukai
4. Putri Ellie suka sebel karena tidak semua kamar dan pakaian seorang
putri harus berwarna pink ‘kan?
5. Putri Ellie tidak manja. Dengan senang hati ia merawat keempat kuda
poninya
6. Sayang, Putri Ellie suka malas menyisir rambut *Hihihi…*
7. Putri Ellie berjiwa feminis.
8. Putri yang cerdas

Thank God I’m female! Seperti kebanyakan gadis kecil lain, dari dulu saya suka cerita putri-putrian. Sampai sekarang saya pun mengoleksi serial Princess Diaries. Kartini juga saya anggap seorang putri walau ayah bundanya bukan raja dan ratu. Seorang putri tidak melulu menunggu pangeran berkuda dan hidup bak di negeri dongeng. Helllloooo.., seorang putri sejati adalah dia harus punya keberanian. Itu saja. Agar dia bisa menjaga dirinya sendiri dan tak seorang pun mampu membuat jiwanya mati.

Monday, September 1, 2008

Petualangan Phonebook Menjelang Ramadhan

Ah, terlena dengan urusan pribadi masing-masing sampai saya hanya bisa bercengkerama via ponsel dengan kerabat menyambut bulan nan agung. Jempol saya lembur membaca pesan-pesan pendek di ponsel dari teman-teman yang mengucapkan selamat berpuasa dan memohon maaf agar lebih plong beribadah di Ramadhan. Dari kalimat pesan yang lucu, formal, sampai ada yang terkesan ‘garing’ diterima ponsel low-end milik saya.

 Tapi bagi saya tak peduli bagaimana kalimat yang dirangkai karena sebagian besar kalimatnya serupa. Siapa pengirimnyalah yang saya perhatikan. Walau nomor-nomor tujuan sudah terprogram semua di ponsel sehingga bisa saja teman saya itu hanya perlu menekan tombol ‘Select All’ setelah mengetik pesan (jadi terasa kurang intim ‘kan?).

 Ini yang membuat saya perhitungan ketika mengirim pesan ucapan selamat berpuasa atau selamat berlebaran karena saya tidak mau menekan tombol ‘Select All’ di daftar nomor tujuan. Pun niat saya mengirim SMS menjelang bulan puasa sesungguhnya adalah menjaga silaturahim dan bersyukur kita semua masih panjang umur. 

Saya sudah bertahun-tahun tidak ketemu si Anu ketika melihat namanya tertera di ‘Phonebook’. Apa matching kalau saya menyampaikan pesan; Marhaban-ya-Ramadhan-Mohon-Maaf-Lahir-Batin? Terakhir kali saya kirim SMS serupa dua tahun lalu. Selama ini kami sudah lama banget tak berhubungan meski kami bersahabat. Ehm, kalau begitu saya harus memutar otak untuk merangkai kalimat yang pas tapi tidak biasa dengan makna pesan; silaturahmi harus tetap terjaga meski hanya lewat ponsel dan setahun sekali saya kirim pesan pendek padanya. Intinya, saya masih ingat padanya dan saya harap dia masih mengingat saya.
Ketika saya melihat daftar si Fulan. Jempol saya tertahan lagi. Dia sudah tidak care dengan saya. Dia pun kerjanya kurang becus yang bikin kerjaan saya ikutan berantakan. Lagipula jabatan dan usia saya diatasnya. Kenapa saya yang SMS duluan? *Istigfar* Apa harus begitu juga saya memperlakukan manusia seperti mereka yang apatis? Dengan legowo saya kirim SMS padanya karena saya tidak seperti si Fulan itu.
Sekarang, mata saya terhenti pada sosok nama yang melegenda di hati. “Film-hitam-putih” terputar kembali dalam benak. Timbul sentimentil rasa rindu dan ingin menyampaikan pesan lebih dari sekadar ucapan selamat berpuasa setelah sekian lama terputus kontak.

 Asslm. Mas, apa kabar? Selamat berpuasa ya.   - Ah, biasa.
 Mas, masih ingat aku tak? Ini adelia. Masa lupa, sih? Kita kan mau puasa..  -Idih, genit amat.
 Asslm. Marhaban Ya Ramadhan. Semoga ridho Allah selalu menyertai kita. Bgmn kabar? Sekarang berdomisili dmn? Adelia.  -Yah, okelah, whatever. Send.
 Wlkmslm. Alhmdullh. Sama2. Saya di Bontang sekarang. Maaf, ini adelia mana, ya? Tahu nomor ini darimana?

 Oh! Jempol saya kaku. Ternyata saya belum siap dilupakan.
 
#Selamat menunaikan ibadah puasa. Semoga kita semua menjadi pemenang di jalan Allah. Amin.